Pages

Software akuntansi murah

Minggu, 29 Agustus 2010

Keistimewaan Bulan Ramadhan

Oleh: M. Yusran Hadi, Lc, MA
Dosen tetap fak. Syariah IAIN Ar-Raniry, alumni fak. Syariah Islamic Univ. Of Madina-Saudi Arabi dan Master Fiqh pada Internasional Islamic Univ. Malaysia

Bulan Ramadhan merupakan suatu momen super khusus yang Allah swt. persiapkan kepada kaum muslimin. Dikatakan demikian karena bulan ini memiliki sederet keistimewaan dan keutamaan yang tidak terdapat di bulan-bulan lainnya. Maka sangat wajar bila bulan Ramadhan dijuluki sayyidus syuhuur (penghulu segala
bulan).
Rasulullah saw. menyebut bulan Ramadhan sebagai bulan keberkahan. Keberkahan dimaksud adalah keberkahan dalam menuai pahala yang berlipat ganda, memperoleh rahmat dan maghfirah (pengampunan) dari Allah swt. Di samping itu, pada bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para syaithan diikat, pahala-pahala dilipatgandakan dan terdapat malam lailatul qadar yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan. (H.R Imam Ahmad dan Nasa’i).
Secara umum keistimewaan dan keutamaan bulan Ramadhan dapat diklasifikasi sebagai berikut. Pertama, bulan bersejarah dan kemenangan. Banyak sekali peristiwa monumental yang terjadi di bulan Ramadhan. Misalnya pada tahun ke-2 Hijrah, kaum muslimin mengukir kemenangan perang Badar. Di Bulan Ramadhan tahun ke-8 hijrah, ummat Islam berhasil menaklukkan Mekkah (fathu makkah). Ramadhan tahun ke-15 H, kaum muslimin mengalahkan imperium Persia dalam perang Qadisiah. Ramadhan tahun 92 H, kaum muslimin melalui kepemimpinan Thariq bin Ziyad menaklukkan Raja Roderick dan menaklukkan Andalusia (Spanyol). Ramadhan tahun 584 H, dalam perang Hittin, kaum muslimin dipimpin Shalahuddin Al-Ayyubi dapat mengalahkan kaum salib dan membebaskan masjid Al-Aqsha. Ramadhan tahun 658 H, kaum muslimin mengusir pasukan Tatar di ’Ain Jalut. Ramadhan tahun1393 H, kaum muslimin menang dalam peperangan pertama melawan Israel. Dan di bulan Ramadhan 1365 H, ummat Islam Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Tetapi, peristiwa yang jauh lebih penting dan agung dari itu semua adalah di bulan yang mulia inilah al-Quran diturunkan. Allah swt. berfirman: ”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)”.(Al-Baqarah: 185).
Dua, bulan pengampunan dosa dan kesalahan. Allah swt. menyediakan Ramadhan sebagai fasilitas penghapusan dosa dan kesalahan kita selama kita menjauhi dosa besar. Nabi saw bersabda: ”Shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at dan Ramadhan ke Ramadhan menghapuskan dosa-dosa di antara (masa itu) jika dijauhi dosa besar”.(H.R. Muslim). Melalui berbagai aktivitas ibadah di bulan Ramadhan dapat menghapuskan dosa. Di antaranya adalah puasa Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi saw: ”Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah Swt), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Muttafuqun ’alaih).
Begitu juga Mendirikan shalat malam (tarawih atau qiyamul lail) pada bulan Ramadhan dapat menghapus dosa yang telah lalu, sebagaimana sabda Nabi saw: ”Barangsiapa yang berpuasa yang melakukan qiyam ramadhan (shalat malam) dengan iman dan mengharap pahala (dari Allah swt), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ’alaih).
Ketiga, bulan menuai pahala dan ganjaran. Setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan, Allah akan melipatgandakan pahala dan ganjarannya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: ”Setiap amal yang dilakukan oleh anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipat bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah swt. berfirman: Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. Karena sesungguhnya ia telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku (H.R Muslim).
Banyak sekali aktivitas ibadah yang dapat kita lakukan di bulan Ramadhan, namun puncak dari itu semua adalah ibadah shaum (puasa). Ibadah ini merupakan ibadah sirriyah (ibadah rahasia). Tak ada seorang pun yang tahu jika kita sedang berpuasa. Dengan demikian puasa mendidik jiwa muslim menjadi ikhlas, punya kehendak kuat dan tegar dalam menghadapi tantangan. Inilah rahasia dibalik firman Allah dalam hadis qudsi: ”kecuali puasa, itu untuk-Ku”. Hadis ini menunjukkan bahwa ibadah puasa mendapat kedudukan yang berbeda dengan lainnya sehingga Allah swt. menjanjikan pahala puasa dengan tidak terbatas nilainya.
Keempat, fasilitator ketaqwaan. Tujuan diciptakan manusia ke dunia ini adalah hanya untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah swt: ”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (Az-Zariyat: 56). Yang mendasari diwajibkan kewajiban-kewajiban agama adalah untuk melatih kita dengan cara yang sedemikian rupa, agar kelak kita mampu mengubah seluruh hidup kita menjadi bernilai ibadah yang teratur kepada Allah swt.
Puasa adalah sebuah sarana untuk mempersiapkan manusia untuk beribadah yang full time. Selanjutnya masih ada kekhususan lain dari puasa, bahwa puasa melatih seseorang untuk mematuhi perintah syariah secara terus menerus, tanpa berhenti dan dalam jangka waktu yang lama. Maka wajar jika Allah memberi balasannya dengan predikat ”muttaqin” bagi mereka yang berhasil dalam ujian Ramadhan.
Sangat disayangkan bila Ramadhan yang memiliki sederet keutamaan dan keberkahan itu datang dan berlalu meninggalkan kita begitu saja, tanpa ada usaha maksimal dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas amal ibadah kita. Bahkan, yang lebih memalukan lagi, bila hari-hari Ramadhan yang seharusnya diisi memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah diganti dengan ajang maksiat, na’uzubillahi min zaalik..! Rasulullah saw. telah memberi peringatan dalam hadisnya: ”Jibril telah datang kepadaku dan berkata: Wahai Muhammad, siapa yang menjumpai bulan Ramadhan, namun setelah bulan ini habis dan tidak mendapat ampunan, maka ia masuk neraka. Semoga Allah menjauhkannya. Katakan Amin! Akupun mengatakan Amin!. (H.R. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam shahihnya).
Akhirnya, kita berharap dan bertekad untuk dapat menyukseskan Ramadhan kali ini dengan aktivitas ibadah yang maksimal sehingga dapat meraih berbagai keutamaan dan kelebihan yang hanya disediakan pada moment bulan Ramadhan. Semoga kita dapat memanfaatkan fasilitas pengampunan dan bonus pahala yang berlipat ganda pada bulan ini dan berhasil lulus dalam Ramadhan ini dengan predikat ”muttaqin”. Amiin